TUAN GURU PROF.DR.KH.AHMAD SYARWANI ZUHRI Al BANJARI BALIKPAPAN
KH. Ahmad Syarwani Zuhri dilahirkan di desa Sungai Gampa Marabahan
Kecamatan Rantau Badauh,Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan,
kurang lebih 40 km dari kota Banjarmasin,
Propinsi Kalimantan Selatan, pada tanggal 08 Agustus 1950, dari
pasangan Haji Zuhri bin Haji Acil dan Hajah Marwiyah binti Haji Khalil,
Haji Zuhri adalah seorang petani biasa yang bersih dan Wara' billah. Ia
lahir dalam lingkungan adat keluarga yang sangat fanatik.Bermula KH.
Ahmad Syarwani kecil dimasukkan ke sekolah agama Islam tingkat
Ibtidaiyah dan kemudian Tsanawiyah di Madrasah Sulam 'Ulum di desa
Sungai Gampa ( tahun 1959 1961) dan telah berhasil menamatkannya,
dibawah asuhan dan bimbingan yang mulia KH. Muhammad Marzuki
Musthafa.Kemudian ia melanjutkan ketingkat 'Aliyah di Pondok Pesantren
Darussalam di Martapura Kalimantan Selatan (tahun 1962 1970) juga telah
berhasil menyelesaikannya, pada masa itu dibawah asuhan Guru Tuha yaitu
yang mulia KH. Abdul Qadir Hasan dan KH. Ahmad Sya'rani Arif (
Muhaditsin Kalimantan ).Disinilah ilmu agama yang dalam dan mulia digali
sehingga dahaga akan ilmu sangat dirasakan, begitu pula atas dorongan
orang tua dan para guru-guru agama maka dengan izin Allah SWT, ia
melanjutkan pula menimba ilmu ke pulau Jawa tepatnya ke kota Bangil
Pasuruan Jawa Timur pada sebuah Pondok Pesantren DATU KELAMPAIAN"
(setingkat Perguruan Tinggi Islam) selama tiga tahun (1970-1973),
dipondok ini ilmu digali dan ditempa, banyaklah kitab-kitab yang
ditamatkan yang langsung dibawah pimpinan dan bimbingan yang mulia KH.
Muhammad Syarwani Abdan Hafidz Jahullah, Pimpinan dan pendiri Pondok
Pesantren tersebut.KH. Syarwani Abdan adalah orang yang lama bermuqim di
kota Mekkah Al-Mukarramah, juga beliau orang Indonesia yang pernah
mengajar di Masjidil Haram, Mekkah, maka atas pengarahan dan dorongan
serta do'a restu beliau, maka KH.A. Syarwani Zuhri melanjutkan pula ke
luar negeri (Saudi Arabia) dan langsung bermuqim / tinggal di sana
selama lebih kurang 12 tahun di Mekkah Al-Mukarramah.Dengan perjalanan
yang jauh dan waktu yang lama. Selama di Mekkah Al-Mukarramah ia sempat
menimba ilmu dari tokoh tokoh Islam dunia, Ulama ulama, guru guru besar
Al-Haramain (Mekkah dan Medinah). Sebagian dari mereka bisa kita
sebutkan antara lain, yang mulia : Syeikhuna Sayyid Muhammad Amin
Quthbi, As-Syekh Muhadditsul Al-Haramain Hasan bin Muhammad Al Masysyat
(Mufti Mekkah Al-Mukarramah), As-Syekh Al-'Allamah Muhammad Yasin bin
'Isa Al Fadani Al-Makki (direktur Madrasah Ad-Diniyah Darul 'Ulum Mekkah
Al Mukarramah), As-Syeikh Muhammad Nursayif Rahimahullah, Al-Habib
Al-'Alim Al-Alamah Abdul Qadir bin Ahmad As-Seggaf (Wali Qutb, Jeddah),
As-Syeikh Al-'Arif billah Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Habsy,
As-Syeikh Al-Muhaditsul Al-Haramain Al-Habib Muhammad bin Alwi Al-Maliki
Al-Hasani, As-Syeikh Isma'il bin Zein al Yamani Al-Makki, Al-Habib Al-
Muhadditsul Syu'aib Abu Madyan, As-Syeikh Al-Faqih Al-'Allamah Zakariyya
bin Abdullah Billa, As-Syeikh Al-Muahdits Umar Hamdan At-Tunisi.Dikota
Medinah Al-Munawarrah ia sempat pula belajar dan memperdalam ilmu kepada
: As-Syeikh al Hafidz Zakariyya Kandahlawi Al-Madani, As-Syeikh Al
'Arif Billah Muhammad Afahmi Al-Madani, As-Syeikh Sayyid Muhammad Al
MuntasirAl Kattani (Mufassir).Setelah memakan waktu yang cukup lama di
Mekkah dan Medinah, rupanya haus dan dahaga akan ilmu tidak puas puasnya
maka berangkatlah ia mengunjungi negeri Syam (Syria, sekarang ini)
untuk belajar dan berkenalan dan mengambil ijazah ilmu ilmu Tafsir dan
ilmu ilmu Hadits kepada para ulama-ulama di negeri Syam (Syria), antara
lain Al-Hafidhz Al-'Alim Allamah Al-Muhaddits Sayyid Muhammad Badaruddin
Al-Husaini Ad-Damsyiqi, As-Syekh Al-Allamah Al Arif Billah Izzuddin
Al-Ghaznawi, As-Syekh Al-Allamah Al-Mufassir Muhammad As-Syami, As-Syekh
Al-'Alim Al-Allamah Muhammad An-Na bhani (pengasuh Madrasah Diniyah
An-Nahdlatul Ulum Al-Halabi), As-Syekh Al-'Alim Al-Allamah Rasyid Rasyad
Ad-Damsyiqi.Dari Syam (Syiria) ia lalu pergi pula menuju Iraq dan
sempat lagi memperdalam Ilmu dengan beberapa Ulama Besar di Negeri Iraq,
antara lain kepada : Al-'Allamah Al-Muhaddits Al Faqir Abdul Hay
An-Naisyabur, Al-Allamah Mahmud bin Ahmad Al-Bagdhadi, As-Syekh Al-Arif
Billah Muhammad Bisa Ahmad As-Sayad Ar-Rifa'i, As-Syekh Al-'Allamah Al
Quthbi Al-Qausil Akbar Muhammad Al-Fasi, Sayyid Ahmad bin Muhammad
Mahyuddin Al Husaini.Setelah Iraq dikunjungi, rupanya berpetualang untuk
memperdalam ilmu agama Islam belum cukup di sana dan berangkat lagi
menuju Magribi (Marokko, sekarang ini) dan sempat lagi menghirup ilmu
dengan ulama ulama di Marokko seperti kepada: Al-Hafidhz Al-Muhaddits
Sayyid Ahmad bin Siddiq Al-Ghumary, Al'Alim Al-Allamah Syekh Abdul Aziz
Siddiq Al-Ghumary, As-Syekh Al-'Allamah As-Syarif Muhammad Bisa Abbas
Al-Fasi Al-Hasani.Sebelum ke Marokko ia sempat pula belajar di negeri
piramida Mesir yang cukup terkenal gudangnya ilmu dan para ulama ulama,
dan sempat pula berkenalan dan memperdalam ilmu dengan para ulama ulama
Mesir yaitu : As-Syekh Al Imam Al 'Arif Billah Sayyid Muhammad bin
Shaleh Al-Ja'fari (Imam Mufthi Al-Azhar Syarif, Mesir), As-Syekh Al-Alim
Al-Allamah Hasanain Muhammad Makhluf (Mufti Mesir), As-Syekh Prof. Dr.
Al-Imam Abdul Halim Mahmud (Rektor Al-Azhar University, Mesir), Al-'Alim
Al-Allamah Syekh Muhammad Sulaiman bin Muhammad An-Namiri At-Thanthawi
(Rektor University Jami'ah Muhammiyah As-Syafa Thantha).Dan terakhir
hijrah lagi ke Negeri Yaman untuk memperdalam ilmu dengan Ulama-ulama di
Negeri Yaman, seperti : As-Syekh Al-Allamah Al-Faqih Yahya Al-Ahdal,
Al-Arif Billah Sayyid Abu Madyan Hafidzahullah, As-Syekh Al 'Allamah
Al-Faqih Abdullah bin Al-Lahidji, Al-Allamah As-Syekh Al-Muhaddits
Al-Yamani Ahmad bin Yahya bin Abdul Wasyi.Selain itu ia juga pernah
mengambil ijazah dari ulama-ulama besar Negeri Sudan, yaitu : Syekh
Ibrahim Ar-Rasyidi As-Sudani, Syekh Al-'Allamah Ahmad Jabarti Hafidz
Jahullah.Selain itu, ia juga pernah melalang buana kenegara-negara
Isalam untuk berziarah dan mengambil ijazah ilmu, diantarany a :ke
Turki, Yunan Karbala (Maqam Tubuh Sayyidina Husein RA), Tus (Maqam Imam
Al-Ghazali RA), Baghdad (Maqam Nabiyullah Yunus AS dan Maqam Imam Hanafi
RA), Damaskus (Maqam Nabiyullah Zakaria AS Dan Maqam Nabiyullah Yahya
AS). Nawa (Maqam Imam Nawawi RA), Syam (Maqam Sitti Masyithah RA),
Qaryatul Khalil (Maqam Nabiyullah Ibrahim AS), Mesir (Maqam Imam
As-Syafi'i RA), Madinah (Maqam Imam Malik RA), dan juga maqam Rasulullah
SAW, yang lebi h utama. China ( Maqam Sayyidina Sa’ad bin Abu Waqash RA
), Bukhara Tajakistan ( Maqam Imam Bukhari RA ) dan Lain-lain.Setelah
melawat berziarah ke berbagai negara maka ia kembali lagi ke kota Mekkah
Al-Mukarramah, karena kerinduan dengan Baitil Atiq (Ka'bah), dan
suasana belajar, rindunya hati dengan Rasulullah SAW Di Medinah Al
Munawarrah, dan pula atas panggilan murid murid di Mekkah yang mereka
mengharapkan kembali aktif mengajar mereka mereka seperti biasa(Para
Pelajar Islam Indonesia yang mengaji belajar di Makkah).Begitulah waktu
terus berjalan dan tidak terasa, akhirnya pada tahun 1986 ia kembali ke
Indonesia, langsung menuju kampung halaman di Sungai Gampa Marabahan
Barito Kuala, Kalimantan Selatan dan orang tuanya selalu menanti
kedatangan anaknya yang tercinta yang sudah dua belas tahun menetap di
Makkah Saudi Arabia..Atas inisiatif keluarga, ia kemudian membeli rumah
di Martaputra, yaitu di Jalan Pesayangan Gang Kurnia RT I / No. 1.
Setelah beberapa saat menempati rumah yang baru dibeli, sambil merasakan
nikmatnya baraqahnya berkumpul dengan guru guru dan ulama ulama di
Martapura, pada masa ini seperti : KH. Samman Mulia Hafidz Jahullah, KH.
Muhammad Zaini Ghani Hafidz Jahullah, KH. Husin Dahlan Hafidz
Jahahullah, KH.M. Ramli Radhi Hafidz Jahullah, KH. Badaruddin Hafidz
Jahullah, KH. M. Royani Hafidz Jahullah, Dan lain-lain.Dalam sedang
lezatnya tinggal di Martapura, maka beberapa keluarga, kawan seperguruan
sekaligus gurunya KH. Muhammad Shafwan ( Guru Handil ) Handil 6 Muara
Jawa sangat mengharapkan supaya ia bisa mengajar di Balikpapan
khususnya, Kalimantan Timur umumnya. Maka setelah melalui istikharah dan
sambil menanti saran saran serta pertimbangan dari guru yang mulia KH.
M. Syarwani Abdan Bangil. Kiranya Qadar Allah SWT berlaku jua, dengan
penuh rasa ikhlas pindah dari Martapura dan menetap di Balikpapan.
Dengan bantuan dan dorongan istri yang setia maka dapat membeli rumah
/tempat tinggal sendiri yang sederhana, di Balikpapan Timur,
Balikpapan.Pada pertengahan tahun 1987 mulai diadakan kegiatan untuk
mendirkan Pondok Pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren "Syekh
Muhammad Arsyad Al Banjari" Balikpapan. yang luasnya kurang 30 Ha. Yang
sebelumnya terletak di Km 30, dan 6 Ha. Kemudian sebelum rampung lokasi
pondok pesantren dipindahkan ke Km 19,5 Jalan Raya Balikpapan –
Samarinda hingga sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar