Selasa, 03 April 2012

PROF.DR.KH.AHMAD SYARWANI ZUHRI Al BANJARI

TUAN GURU PROF.DR.KH.AHMAD SYARWANI ZUHRI Al BANJARI BALIKPAPAN

KH. Ahmad Syarwani Zuhri dilahirkan di desa Sungai Gampa Marabahan Kecamatan Rantau Badauh,Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, kurang lebih 40 km dari kota Banjarmasin, Propinsi Kalimantan Selatan, pada tanggal 08 Agustus 1950, dari pasangan Haji Zuhri bin Haji Acil dan Hajah Marwiyah binti Haji Khalil, Haji Zuhri adalah seorang petani biasa yang bersih dan Wara' billah. Ia lahir dalam lingkungan adat keluarga yang sangat fanatik.Bermula KH. Ahmad Syarwani kecil dimasukkan ke sekolah agama Islam tingkat Ibtidaiyah dan kemudian Tsanawiyah di Madrasah Sulam 'Ulum di desa Sungai Gampa ( tahun 1959 1961) dan telah berhasil menamatkannya, dibawah asuhan dan bimbingan yang mulia KH. Muhammad Marzuki Musthafa.Kemudian ia melanjutkan ketingkat 'Aliyah di Pondok Pesantren Darussalam di Martapura Kalimantan Selatan (tahun 1962 1970) juga telah berhasil menyelesaikannya, pada masa itu dibawah asuhan Guru Tuha yaitu yang mulia KH. Abdul Qadir Hasan dan KH. Ahmad Sya'rani Arif ( Muhaditsin Kalimantan ).Disinilah ilmu agama yang dalam dan mulia digali sehingga dahaga akan ilmu sangat dirasakan, begitu pula atas dorongan orang tua dan para guru-guru agama maka dengan izin Allah SWT, ia melanjutkan pula menimba ilmu ke pulau Jawa tepatnya ke kota Bangil Pasuruan Jawa Timur pada sebuah Pondok Pesantren DATU KELAMPAIAN" (setingkat Perguruan Tinggi Islam) selama tiga tahun (1970-1973), dipondok ini ilmu digali dan ditempa, banyaklah kitab-kitab yang ditamatkan yang langsung dibawah pimpinan dan bimbingan yang mulia KH. Muhammad Syarwani Abdan Hafidz Jahullah, Pimpinan dan pendiri Pondok Pesantren tersebut.KH. Syarwani Abdan adalah orang yang lama bermuqim di kota Mekkah Al-Mukarramah, juga beliau orang Indonesia yang pernah mengajar di Masjidil Haram, Mekkah, maka atas pengarahan dan dorongan serta do'a restu beliau, maka KH.A. Syarwani Zuhri melanjutkan pula ke luar negeri (Saudi Arabia) dan langsung bermuqim / tinggal di sana selama lebih kurang 12 tahun di Mekkah Al-Mukarramah.Dengan perjalanan yang jauh dan waktu yang lama. Selama di Mekkah Al-Mukarramah ia sempat menimba ilmu dari tokoh tokoh Islam dunia, Ulama ulama, guru guru besar Al-Haramain (Mekkah dan Medinah). Sebagian dari mereka bisa kita sebutkan antara lain, yang mulia : Syeikhuna Sayyid Muhammad Amin Quthbi, As-Syekh Muhadditsul Al-Haramain Hasan bin Muhammad Al Masysyat (Mufti Mekkah Al-Mukarramah), As-Syekh Al-'Allamah Muhammad Yasin bin 'Isa Al Fadani Al-Makki (direktur Madrasah Ad-Diniyah Darul 'Ulum Mekkah Al Mukarramah), As-Syeikh Muhammad Nursayif Rahimahullah, Al-Habib Al-'Alim Al-Alamah Abdul Qadir bin Ahmad As-Seggaf (Wali Qutb, Jeddah), As-Syeikh Al-'Arif billah Al Habib Abu Bakar bin Abdullah Al-Habsy, As-Syeikh Al-Muhaditsul Al-Haramain Al-Habib Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, As-Syeikh Isma'il bin Zein al Yamani Al-Makki, Al-Habib Al- Muhadditsul Syu'aib Abu Madyan, As-Syeikh Al-Faqih Al-'Allamah Zakariyya bin Abdullah Billa, As-Syeikh Al-Muahdits Umar Hamdan At-Tunisi.Dikota Medinah Al-Munawarrah ia sempat pula belajar dan memperdalam ilmu kepada : As-Syeikh al Hafidz Zakariyya Kandahlawi Al-Madani, As-Syeikh Al 'Arif Billah Muhammad Afahmi Al-Madani, As-Syeikh Sayyid Muhammad Al MuntasirAl Kattani (Mufassir).Setelah memakan waktu yang cukup lama di Mekkah dan Medinah, rupanya haus dan dahaga akan ilmu tidak puas puasnya maka berangkatlah ia mengunjungi negeri Syam (Syria, sekarang ini) untuk belajar dan berkenalan dan mengambil ijazah ilmu ilmu Tafsir dan ilmu ilmu Hadits kepada para ulama-ulama di negeri Syam (Syria), antara lain Al-Hafidhz Al-'Alim Allamah Al-Muhaddits Sayyid Muhammad Badaruddin Al-Husaini Ad-Damsyiqi, As-Syekh Al-Allamah Al Arif Billah Izzuddin Al-Ghaznawi, As-Syekh Al-Allamah Al-Mufassir Muhammad As-Syami, As-Syekh Al-'Alim Al-Allamah Muhammad An-Na bhani (pengasuh Madrasah Diniyah An-Nahdlatul Ulum Al-Halabi), As-Syekh Al-'Alim Al-Allamah Rasyid Rasyad Ad-Damsyiqi.Dari Syam (Syiria) ia lalu pergi pula menuju Iraq dan sempat lagi memperdalam Ilmu dengan beberapa Ulama Besar di Negeri Iraq, antara lain kepada : Al-'Allamah Al-Muhaddits Al Faqir Abdul Hay An-Naisyabur, Al-Allamah Mahmud bin Ahmad Al-Bagdhadi, As-Syekh Al-Arif Billah Muhammad Bisa Ahmad As-Sayad Ar-Rifa'i, As-Syekh Al-'Allamah Al Quthbi Al-Qausil Akbar Muhammad Al-Fasi, Sayyid Ahmad bin Muhammad Mahyuddin Al Husaini.Setelah Iraq dikunjungi, rupanya berpetualang untuk memperdalam ilmu agama Islam belum cukup di sana dan berangkat lagi menuju Magribi (Marokko, sekarang ini) dan sempat lagi menghirup ilmu dengan ulama ulama di Marokko seperti kepada: Al-Hafidhz Al-Muhaddits Sayyid Ahmad bin Siddiq Al-Ghumary, Al'Alim Al-Allamah Syekh Abdul Aziz Siddiq Al-Ghumary, As-Syekh Al-'Allamah As-Syarif Muhammad Bisa Abbas Al-Fasi Al-Hasani.Sebelum ke Marokko ia sempat pula belajar di negeri piramida Mesir yang cukup terkenal gudangnya ilmu dan para ulama ulama, dan sempat pula berkenalan dan memperdalam ilmu dengan para ulama ulama Mesir yaitu : As-Syekh Al Imam Al 'Arif Billah Sayyid Muhammad bin Shaleh Al-Ja'fari (Imam Mufthi Al-Azhar Syarif, Mesir), As-Syekh Al-Alim Al-Allamah Hasanain Muhammad Makhluf (Mufti Mesir), As-Syekh Prof. Dr. Al-Imam Abdul Halim Mahmud (Rektor Al-Azhar University, Mesir), Al-'Alim Al-Allamah Syekh Muhammad Sulaiman bin Muhammad An-Namiri At-Thanthawi (Rektor University Jami'ah Muhammiyah As-Syafa Thantha).Dan terakhir hijrah lagi ke Negeri Yaman untuk memperdalam ilmu dengan Ulama-ulama di Negeri Yaman, seperti : As-Syekh Al-Allamah Al-Faqih Yahya Al-Ahdal, Al-Arif Billah Sayyid Abu Madyan Hafidzahullah, As-Syekh Al 'Allamah Al-Faqih Abdullah bin Al-Lahidji, Al-Allamah As-Syekh Al-Muhaddits Al-Yamani Ahmad bin Yahya bin Abdul Wasyi.Selain itu ia juga pernah mengambil ijazah dari ulama-ulama besar Negeri Sudan, yaitu : Syekh Ibrahim Ar-Rasyidi As-Sudani, Syekh Al-'Allamah Ahmad Jabarti Hafidz Jahullah.Selain itu, ia juga pernah melalang buana kenegara-negara Isalam untuk berziarah dan mengambil ijazah ilmu, diantarany a :ke Turki, Yunan Karbala (Maqam Tubuh Sayyidina Husein RA), Tus (Maqam Imam Al-Ghazali RA), Baghdad (Maqam Nabiyullah Yunus AS dan Maqam Imam Hanafi RA), Damaskus (Maqam Nabiyullah Zakaria AS Dan Maqam Nabiyullah Yahya AS). Nawa (Maqam Imam Nawawi RA), Syam (Maqam Sitti Masyithah RA), Qaryatul Khalil (Maqam Nabiyullah Ibrahim AS), Mesir (Maqam Imam As-Syafi'i RA), Madinah (Maqam Imam Malik RA), dan juga maqam Rasulullah SAW, yang lebi h utama. China ( Maqam Sayyidina Sa’ad bin Abu Waqash RA ), Bukhara Tajakistan ( Maqam Imam Bukhari RA ) dan Lain-lain.Setelah melawat berziarah ke berbagai negara maka ia kembali lagi ke kota Mekkah Al-Mukarramah, karena kerinduan dengan Baitil Atiq (Ka'bah), dan suasana belajar, rindunya hati dengan Rasulullah SAW Di Medinah Al Munawarrah, dan pula atas panggilan murid murid di Mekkah yang mereka mengharapkan kembali aktif mengajar mereka mereka seperti biasa(Para Pelajar Islam Indonesia yang mengaji belajar di Makkah).Begitulah waktu terus berjalan dan tidak terasa, akhirnya pada tahun 1986 ia kembali ke Indonesia, langsung menuju kampung halaman di Sungai Gampa Marabahan Barito Kuala, Kalimantan Selatan dan orang tuanya selalu menanti kedatangan anaknya yang tercinta yang sudah dua belas tahun menetap di Makkah Saudi Arabia..Atas inisiatif keluarga, ia kemudian membeli rumah di Martaputra, yaitu di Jalan Pesayangan Gang Kurnia RT I / No. 1. Setelah beberapa saat menempati rumah yang baru dibeli, sambil merasakan nikmatnya baraqahnya berkumpul dengan guru guru dan ulama ulama di Martapura, pada masa ini seperti : KH. Samman Mulia Hafidz Jahullah, KH. Muhammad Zaini Ghani Hafidz Jahullah, KH. Husin Dahlan Hafidz Jahahullah, KH.M. Ramli Radhi Hafidz Jahullah, KH. Badaruddin Hafidz Jahullah, KH. M. Royani Hafidz Jahullah, Dan lain-lain.Dalam sedang lezatnya tinggal di Martapura, maka beberapa keluarga, kawan seperguruan sekaligus gurunya KH. Muhammad Shafwan ( Guru Handil ) Handil 6 Muara Jawa sangat mengharapkan supaya ia bisa mengajar di Balikpapan khususnya, Kalimantan Timur umumnya. Maka setelah melalui istikharah dan sambil menanti saran saran serta pertimbangan dari guru yang mulia KH. M. Syarwani Abdan Bangil. Kiranya Qadar Allah SWT berlaku jua, dengan penuh rasa ikhlas pindah dari Martapura dan menetap di Balikpapan. Dengan bantuan dan dorongan istri yang setia maka dapat membeli rumah /tempat tinggal sendiri yang sederhana, di Balikpapan Timur, Balikpapan.Pada pertengahan tahun 1987 mulai diadakan kegiatan untuk mendirkan Pondok Pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren "Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari" Balikpapan. yang luasnya kurang 30 Ha. Yang sebelumnya terletak di Km 30, dan 6 Ha. Kemudian sebelum rampung lokasi pondok pesantren dipindahkan ke Km 19,5 Jalan Raya Balikpapan – Samarinda hingga sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar